Kamis, 23 Juni 2011

Protokol Routing

Perbedaan Static Routing dan Dinamic Routing

• Static Routing
Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya berdasarkan rute(catatan: seperti rute pada bis kota) yang ditentukan oleh administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator.
Static routing dikonfigurasi secara manual. Routing tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Tidak ada informasi sharing diantara sesama router. Hal ini mengakibatkan keterbatasan yang jelas karena ia tidak dapat secara otomatis menentukan route terbaik; ia selalu menggunakan rute yang sama yang kemungkinan bukan rute terbaik. Jika route berubah, static router harus diupdate secara manual. Karena static router menyediakan control penuh pada routing tabelnya, ia lebih aman dibanding dynamic router.

• Dynamic Routing
Router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.

Dynamic routing mampu membuat routing tabelnya sendiri dengan berbicara ke sesama router. Untuk melakukannya ia menemukan route dan route alternatif yang berada pada network. Dynamic router bisa membuat keputusan pada route yang mana sebuah paket mencapai tujuan. Umumnya ia mengirimkan paket ke route yang paling efisien; salah satu yang menghasilkan jumlah hop lebih sedikit. Bagaimanapun, jika route macet,dynamic route dapat mengirimkan paket ke route alternatif.

Distance Vector
Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router. Perubahan table routing ini di-update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi. Algoritma distance vector juga disebut dengan algoritma Bellman-Ford.
Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang terhubung langsung. Pada gambar di bawah ini digambarkan konsep kerja dari distance vector.


Router B menerima informasi dari Router A. Router B menambahkan nomor distance vector, seperti jumlah hop. Jumlah ini menambahkan distance vector. Router B melewatkan table routing baru ini ke router-router tetangganya yang lain, yaitu Router C. Proses ini akan terus berlangsung untuk semua router.

Algoritma ini mengakumulasi jarak jaringan sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki database informasi mengenai topologi jaringan. Bagaimanapun, algoritma distance vector tidak mengijinkan router untuk mengetahui secara pasti topologi internetwork karena hanya melihat router-router tetangganya. Setiap router yang menggunakan distance vector pertama kali mengidentifikasi router-router tetangganya.

Interface yang terhubung langsung ke router tetangganya mempunyai distance 0. Router yang menerapkan distance vector dapat menentukan jalur terbaik untuk menuju ke jaringan tujuan berdasarkan informasi yang diterima dari tetangganya. Router A mempelajari jaringan lain berdasarkan informasi yang diterima dari router B. Masing-masing router lain menambahkan dalam table routingnya yang mempunyai akumulasi distance vector untuk melihat sejauh mana jaringan yang akan dituju. Seperti yang dijelakan oleh gambar berikut ini:


Analogi distance vector dapat digambarkan dengan jalan tol. Tanda yang menunjukkan titik menuju ke tujuan dan menunjukkan jarak ke tujuan. Dengan adanya tanda-tanda seperti itu pengendara dengan mudah mengetahui perkiraan jarak yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini jarak terpendek adalah rute yang terbaik.

Link State Routing

Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma shortest path first (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka inter-koneksi.

Fitur-fitur yang dimiliki oleh routing link-state adalah:
• Link-state advertisement (LSA) – adalah paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router .
• Topological database – adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA.
• SPF algorithm – adalah hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari pohon SPF.
• Routing table – adalah daftar rute dan interface


Proses discovery dari link-state routing

Ketika router melakukan pertukaran LSA, dimulai dengan jaringan yang terhubung langsung tentang informasi yang mereka miliki. Masing-masing router membangun database topologi yang berisi pertukaran informasi LSA.

Algoritma SPF menghitung jaringan yang dapat dicapai. Router membangun logical topologi sebagai pohon (tree), dengan router sebagai root. Topologi ini berisi semua rute-rute yang mungkin untuk mencapai jaringan dalam protokol link-state internetwork. Router kemudian menggunakan SPF untuk memperpendek rute. Daftar rute-rute terbaik dan interface ke jaringan yang dituju dalam table routing. Link-state juga memperbaiki database topologi yang lain dari elemen-elemen topologi dan status secara detail.


Ada beberapa titik berat yang berhubungan dengan protokol link-state:
• Processor overhead
• Kebutuhan memori
• Konsumsi bandwidth

Protokol Routing

Pada layer internet TCP/IP, router dapat menggunakan protokol routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi:
• RIP – menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector
• IGRP – menggunakan protokol routing interior dengan algoritma Cisco distance vector
• OSPF – menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link-state
• EIGRP – menggunakan protokol routing interior dengan algoritma advanced Cisco distance vector
• BGP – menggunakan protokol routing eksterior dengan algoritma distance vector
RIP

Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector, dimana RIP mengirimkan routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote , tetapi RIP secara default memiliki sejumah nilai jumlah hop maksimum yang diizinkan, yaitu 15 yang berarti 16 dianggap tidak terjangkau (unreachable).

RIP versi 1 menggunakan hanya classful routing, yang berarti semua alat di network harus menggunakan subnet mask yang sama.

RIP versi 2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirimkan informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route (classless routing).

IGRP

Interior Gateway routing Protocol atau yang biasa dikenal dengan sebutan IGRP merupakan suatu protokol jaringan kepemilikan yang mengembangkan sistem Cisco yang dirancang pada sistem otonomi untuk menyediakan suatu alternatif RIP (Routing Information Protocol).

IGRP merupakan suatu penjaluran jarak antara vektor protokol, bahwa masing-masing penjaluran bertugas untuk mengirimkan semua atau sebagian dari isi table penjaluran dalam penjaluran pesan untuk memperbaharui pada waktu tertentu untuk masing-masing penjaluran. Penjaluran memilih alur yang terbaik antara sumber dan tujuan. Untuk menyediakan fleksibilitas tambahan, IGRP mengijinkan untuk melakukan penjaluran multipath. Bentuk garis equal bandwidth dapat menjalankan arus lalu lintas dalam round robin, dengan melakukan peralihan secara otomatis kepada garis kedua jika sampai garis kesatu turun.

Operasi IGRP
Masing-masing penjaluran secara rutin mengirimkan masing-masing jaringan lokal kepada suatu pesan yang berisi salinan tabel penjaluran dari tabel lainnya. Pesan ini berisi tentang biaya-biaya dan jaringan yang akan dicapai untuk menjangkau masing-masing jaringan tersebut. Penerima pesan penjaluran dapat menjangkau semua jaringan didalam pesan sepanjang penjaluran yang bisa digunakan untuk mengirimkan pesan.

Tujuan dari IGRP yaitu:
• Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran.
• Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya.
• Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel.
• Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal.
• Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda.

Karakteristik Protokol IGRP
• Jarak-vektor routing protokol panggilan untuk setiap router mengirim semua atau sebagian dari tabel routing dalam pesan routing-update secara berkala untuk masing-masing router tetangganya. Sebagai routing berproliferasi informasi melalui jaringan, router dapat menghitung jarak ke semua node dalam internetwork.

• Jarak-vector routing protocol yang sering dibandingkan dengan protokol link-state routing, yang mengirimkan informasi koneksi lokal ke semua node dalam internetwork Untuk diskusi tentang Open Shortest Path First (OSPF) dan Intermediate System-to-Intermediate System (IS-IS), dua algoritma link popular state routing, lihat masing-masing "Open Shortest Path First (OSPF)," dan "Open System Interconnection ( OSI) Protokol

• IGRP menggunakan kombinasi (vektor) dari metrik. Internetwork delay, bandwidth, keandalan, dan beban semua faktor dalam keputusan routing. Administrator jaringan dapat mengatur faktor-faktor bobot untuk masing-masing metrik. IGRP menggunakan baik administrator-set atau bobot default untuk secara otomatis menghitung rute yang optimal.

• IGRP menyediakan berbagai untuk metrik-nya. Kehandalan dan beban, misalnya, dapat mengambil pada setiap nilai antara 1 dan 255; bandwidth dapat mengambil nilai-nilai yang mencerminkan kecepatan dari 1.200 bps menjadi 10 gigabit per detik, sedangkan keterlambatan dapat mengambil nilai apapun dari 1 ke 2 dengan daya 24. Wide berkisar metrik memungkinkan pengaturan metrik memuaskan dalam internetwork dengan sangat beragam karakteristik kinerja. Yang terpenting, komponen metrik digabungkan dalam algoritma pengguna ditentukan. Akibatnya, administrator jaringan dapat mempengaruhi pilihan rute dalam mode intuitif.

• Untuk menyediakan fleksibilitas tambahan, IGRP izin multipath routing. Dual sama-bandwidth baris dapat menjalankan aliran tunggal lalu lintas dalam mode round-robin, dengan peralihan otomatis ke baris kedua jika satu baris turun. Juga, beberapa jalur bisa digunakan bahkan jika metrik untuk jalan berbeda. Jika, misalnya, satu jalur adalah tiga kali lebih baik daripada yang lain karena metrik-nya adalah tiga kali lebih rendah, jalan yang lebih baik akan digunakan tiga kali lebih sering. Hanya rute dengan metrik yang berada dalam kisaran tertentu dari rute terbaik digunakan sebagai jalur ganda.

OSPF
OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.

Cara OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain

Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga.

Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbor router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol. Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point.

Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protocol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.

Rabu, 22 Juni 2011

Subnetting IP dengan 1 Subnet untuk 1000 Host

Laporan Teori Jarkom 6

Menghitung IP Subnetting
Untuk Network ID 165.214.32.0 dan Netmask 255.255.255.0
Soal : Dibutuhkan 1 subnet untuk 1000 host dengan IP Address yang berbeda-beda.
Jawab : Bit host = 210 = 1024, jadi 10 bit dapat menampung lebih dari 1000 host
Solusi : Network ID


Baris
Subnet
Subnet
Subnet Host
Host
1
11111111
11111111
000000 00
000000000
2
11111111
11111111
000001 00
000000000
3
11111111
11111111
000010 00
000000000
4
11111111
11111111
000011 00
000000000


Untuk kolom subnet dan host diatas, hanya sampai pada 4 bit atau bernilai 0-3 desimal. Pada bit subnet sebenarnya hingga 64 bit, dan subnet yang dapat digunakan hanya 64 bit Karena subnet bit pertama (000000) merupakan subnet awal dan bit terakhir yaitu (111111) merupakan Subnetmask yang baru. Pada contoh kali ini Saya akan menguraikan 3 bit pertama saja setelah bit (000000).

a. baris ke 2

Subnet
Subnet
Subnet Host
Host
IP Address
Keterangan
11111111
11111111
000001 00
00000000
165.214.4.0
Subnet ID
11111111
11111111
000001 00
00000001
165.214.4.1
IP awal
11111111
11111111
000001 11
11111110
165.214.7.254
IP akhir
11111111
11111111
000001 11
11111111
165.214.7.255
IP broadcast

Penjelasan:

Pada baris ke-1 dengan subnet (000001) merupakan bit yang bernilai 1. Nilai (100 biner) sama dengan 4 dalam desimal dan host pada kolom ke-5 bernilai (00000000) sama dengan 0 dalam desimal jadi subnet id yang baru = 165.214.4.0.

Pada baris ke-2 nilai host ditambah 1 bit menjadi 00000001 jadi ip awal = 165.214.4.1. Untuk ip akhir nilai host yang semula 00000001 dibalik menjadi 11111110 sehingga ip akhir = 165.214.7.254. Lalu ip broadcast bit host nya ditambah 1 mejadi 11111111 jadi ip broadcast = 165.214.7.255.

Coba hitung dari ip awal 4.1 sampai 7.254 berarti 254*4=1016. nilai 4 merupakan rentang dari 4 hingga 7. Maka alamat ip tsb cukup untuk menampung 1000 host.

b. baris ke 3

Subnet
Subnet
Subnet Host
Host
IP Address
Keterangan
11111111
11111111
000010 00
00000000
165.214.8.0
Subnet ID
11111111
11111111
000010 00
00000001
165.214.8.1
IP awal
11111111
11111111
000010 11
11111110
165.214.11.254
IP akhir
11111111
11111111
000010 11
11111111
165.214.11.255
IP broadcast


c. baris ke 4


 
Subnet
Subnet
Subnet Host
Host
IP Address
Keterangan
11111111
11111111
000011 00
00000000
165.214.12.0
Subnet ID
11111111
11111111
000011 00
00000001
165.214.12.1
IP awal
11111111
11111111
000011 11
11111110
165.214.15.254
IP akhir
11111111
11111111
000011 11
11111111
165.214.15.255
IP broadcast

 
 


Ketiga baris diatas yaitu baris ke-2, baris ke-3, baris ke-4 hingga baris ke-63. Mempunyai subnetmask yang sama yaitu 255.255.252.0 karena pada table dibawah ini subnet yang tersisa yaitu 6 bit karena host membutuhkan 10 bit. Jadi bit yang terakhir yaitu 111111 00 yang bernilai sama dengan 252 pada bilangan decimal. 28 27 26 25 24 23 = 252 pada baris ke 64.

Baris
Subnet
Subnet
Subnet Host
Host
1
11111111
11111111
000000 00
000000000
2
11111111
11111111
000001 00
000000000
3
11111111
11111111
000010 00
000000000
4
11111111
11111111
000011 00
000000000
64
11111111
11111111
111111 00
000000000

Selasa, 21 Juni 2011

Classless Inter-Domain Routing

Laporan Teori Jarkom 5

Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting.

CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan.

Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan.

CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.

Contoh : kita mendapatkan blok IP 192.168.32/28. notasi garis miring atau slash notation (/) berarti berapa bit yang bernilai 1.
Nilai maksimum setelah garis miring adalah /32. karena satu byte adalah 8 bit dan terdapat 4 byte dalam sebuah alamat IP. Namun subnet mask terbesar tanpa melihat class alamatnya adalah hanya /30, karena harus menyimpan paling tidak dua buah bit sebagai bit dan host.