Perbedaan Static Routing dan Dinamic Routing
• Static Routing
Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya berdasarkan rute(catatan: seperti rute pada bis kota) yang ditentukan oleh administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator.
Static routing dikonfigurasi secara manual. Routing tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Tidak ada informasi sharing diantara sesama router. Hal ini mengakibatkan keterbatasan yang jelas karena ia tidak dapat secara otomatis menentukan route terbaik; ia selalu menggunakan rute yang sama yang kemungkinan bukan rute terbaik. Jika route berubah, static router harus diupdate secara manual. Karena static router menyediakan control penuh pada routing tabelnya, ia lebih aman dibanding dynamic router.
• Dynamic Routing
Router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Dynamic routing mampu membuat routing tabelnya sendiri dengan berbicara ke sesama router. Untuk melakukannya ia menemukan route dan route alternatif yang berada pada network. Dynamic router bisa membuat keputusan pada route yang mana sebuah paket mencapai tujuan. Umumnya ia mengirimkan paket ke route yang paling efisien; salah satu yang menghasilkan jumlah hop lebih sedikit. Bagaimanapun, jika route macet,dynamic route dapat mengirimkan paket ke route alternatif.
Distance Vector
Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router. Perubahan table routing ini di-update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi. Algoritma distance vector juga disebut dengan algoritma Bellman-Ford.
Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang terhubung langsung. Pada gambar di bawah ini digambarkan konsep kerja dari distance vector.
Router B menerima informasi dari Router A. Router B menambahkan nomor distance vector, seperti jumlah hop. Jumlah ini menambahkan distance vector. Router B melewatkan table routing baru ini ke router-router tetangganya yang lain, yaitu Router C. Proses ini akan terus berlangsung untuk semua router.
Algoritma ini mengakumulasi jarak jaringan sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki database informasi mengenai topologi jaringan. Bagaimanapun, algoritma distance vector tidak mengijinkan router untuk mengetahui secara pasti topologi internetwork karena hanya melihat router-router tetangganya. Setiap router yang menggunakan distance vector pertama kali mengidentifikasi router-router tetangganya.
Interface yang terhubung langsung ke router tetangganya mempunyai distance 0. Router yang menerapkan distance vector dapat menentukan jalur terbaik untuk menuju ke jaringan tujuan berdasarkan informasi yang diterima dari tetangganya. Router A mempelajari jaringan lain berdasarkan informasi yang diterima dari router B. Masing-masing router lain menambahkan dalam table routingnya yang mempunyai akumulasi distance vector untuk melihat sejauh mana jaringan yang akan dituju. Seperti yang dijelakan oleh gambar berikut ini:
Analogi distance vector dapat digambarkan dengan jalan tol. Tanda yang menunjukkan titik menuju ke tujuan dan menunjukkan jarak ke tujuan. Dengan adanya tanda-tanda seperti itu pengendara dengan mudah mengetahui perkiraan jarak yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini jarak terpendek adalah rute yang terbaik.
Link State Routing
Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma shortest path first (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka inter-koneksi.
Fitur-fitur yang dimiliki oleh routing link-state adalah:
• Link-state advertisement (LSA) – adalah paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router .
• Topological database – adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA.
• SPF algorithm – adalah hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari pohon SPF.
• Routing table – adalah daftar rute dan interface
Proses discovery dari link-state routing
Ketika router melakukan pertukaran LSA, dimulai dengan jaringan yang terhubung langsung tentang informasi yang mereka miliki. Masing-masing router membangun database topologi yang berisi pertukaran informasi LSA.
Algoritma SPF menghitung jaringan yang dapat dicapai. Router membangun logical topologi sebagai pohon (tree), dengan router sebagai root. Topologi ini berisi semua rute-rute yang mungkin untuk mencapai jaringan dalam protokol link-state internetwork. Router kemudian menggunakan SPF untuk memperpendek rute. Daftar rute-rute terbaik dan interface ke jaringan yang dituju dalam table routing. Link-state juga memperbaiki database topologi yang lain dari elemen-elemen topologi dan status secara detail.
Ada beberapa titik berat yang berhubungan dengan protokol link-state:
• Processor overhead
• Kebutuhan memori
• Konsumsi bandwidth
Protokol Routing
Pada layer internet TCP/IP, router dapat menggunakan protokol routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi:
• RIP – menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector
• IGRP – menggunakan protokol routing interior dengan algoritma Cisco distance vector
• OSPF – menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link-state
• EIGRP – menggunakan protokol routing interior dengan algoritma advanced Cisco distance vector
• BGP – menggunakan protokol routing eksterior dengan algoritma distance vector
RIP
Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector, dimana RIP mengirimkan routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote , tetapi RIP secara default memiliki sejumah nilai jumlah hop maksimum yang diizinkan, yaitu 15 yang berarti 16 dianggap tidak terjangkau (unreachable).
RIP versi 1 menggunakan hanya classful routing, yang berarti semua alat di network harus menggunakan subnet mask yang sama.
RIP versi 2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirimkan informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route (classless routing).
IGRP
Interior Gateway routing Protocol atau yang biasa dikenal dengan sebutan IGRP merupakan suatu protokol jaringan kepemilikan yang mengembangkan sistem Cisco yang dirancang pada sistem otonomi untuk menyediakan suatu alternatif RIP (Routing Information Protocol).
IGRP merupakan suatu penjaluran jarak antara vektor protokol, bahwa masing-masing penjaluran bertugas untuk mengirimkan semua atau sebagian dari isi table penjaluran dalam penjaluran pesan untuk memperbaharui pada waktu tertentu untuk masing-masing penjaluran. Penjaluran memilih alur yang terbaik antara sumber dan tujuan. Untuk menyediakan fleksibilitas tambahan, IGRP mengijinkan untuk melakukan penjaluran multipath. Bentuk garis equal bandwidth dapat menjalankan arus lalu lintas dalam round robin, dengan melakukan peralihan secara otomatis kepada garis kedua jika sampai garis kesatu turun.
Operasi IGRP
Masing-masing penjaluran secara rutin mengirimkan masing-masing jaringan lokal kepada suatu pesan yang berisi salinan tabel penjaluran dari tabel lainnya. Pesan ini berisi tentang biaya-biaya dan jaringan yang akan dicapai untuk menjangkau masing-masing jaringan tersebut. Penerima pesan penjaluran dapat menjangkau semua jaringan didalam pesan sepanjang penjaluran yang bisa digunakan untuk mengirimkan pesan.
Tujuan dari IGRP yaitu:
• Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran.
• Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya.
• Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel.
• Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal.
• Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda.
Karakteristik Protokol IGRP
• Jarak-vektor routing protokol panggilan untuk setiap router mengirim semua atau sebagian dari tabel routing dalam pesan routing-update secara berkala untuk masing-masing router tetangganya. Sebagai routing berproliferasi informasi melalui jaringan, router dapat menghitung jarak ke semua node dalam internetwork.
• Jarak-vector routing protocol yang sering dibandingkan dengan protokol link-state routing, yang mengirimkan informasi koneksi lokal ke semua node dalam internetwork Untuk diskusi tentang Open Shortest Path First (OSPF) dan Intermediate System-to-Intermediate System (IS-IS), dua algoritma link popular state routing, lihat masing-masing "Open Shortest Path First (OSPF)," dan "Open System Interconnection ( OSI) Protokol
• IGRP menggunakan kombinasi (vektor) dari metrik. Internetwork delay, bandwidth, keandalan, dan beban semua faktor dalam keputusan routing. Administrator jaringan dapat mengatur faktor-faktor bobot untuk masing-masing metrik. IGRP menggunakan baik administrator-set atau bobot default untuk secara otomatis menghitung rute yang optimal.
• IGRP menyediakan berbagai untuk metrik-nya. Kehandalan dan beban, misalnya, dapat mengambil pada setiap nilai antara 1 dan 255; bandwidth dapat mengambil nilai-nilai yang mencerminkan kecepatan dari 1.200 bps menjadi 10 gigabit per detik, sedangkan keterlambatan dapat mengambil nilai apapun dari 1 ke 2 dengan daya 24. Wide berkisar metrik memungkinkan pengaturan metrik memuaskan dalam internetwork dengan sangat beragam karakteristik kinerja. Yang terpenting, komponen metrik digabungkan dalam algoritma pengguna ditentukan. Akibatnya, administrator jaringan dapat mempengaruhi pilihan rute dalam mode intuitif.
• Untuk menyediakan fleksibilitas tambahan, IGRP izin multipath routing. Dual sama-bandwidth baris dapat menjalankan aliran tunggal lalu lintas dalam mode round-robin, dengan peralihan otomatis ke baris kedua jika satu baris turun. Juga, beberapa jalur bisa digunakan bahkan jika metrik untuk jalan berbeda. Jika, misalnya, satu jalur adalah tiga kali lebih baik daripada yang lain karena metrik-nya adalah tiga kali lebih rendah, jalan yang lebih baik akan digunakan tiga kali lebih sering. Hanya rute dengan metrik yang berada dalam kisaran tertentu dari rute terbaik digunakan sebagai jalur ganda.
OSPF
OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.
Cara OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain
Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga.
Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbor router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol. Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point.
Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protocol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.
Baru Belajar nge-blog
Kamis, 23 Juni 2011
Rabu, 22 Juni 2011
Subnetting IP dengan 1 Subnet untuk 1000 Host
Laporan Teori Jarkom 6
Menghitung IP Subnetting
Untuk Network ID 165.214.32.0 dan Netmask 255.255.255.0
Soal : Dibutuhkan 1 subnet untuk 1000 host dengan IP Address yang berbeda-beda.
Jawab : Bit host = 210 = 1024, jadi 10 bit dapat menampung lebih dari 1000 host
Solusi : Network ID
Untuk kolom subnet dan host diatas, hanya sampai pada 4 bit atau bernilai 0-3 desimal. Pada bit subnet sebenarnya hingga 64 bit, dan subnet yang dapat digunakan hanya 64 bit Karena subnet bit pertama (000000) merupakan subnet awal dan bit terakhir yaitu (111111) merupakan Subnetmask yang baru. Pada contoh kali ini Saya akan menguraikan 3 bit pertama saja setelah bit (000000).
a. baris ke 2
Penjelasan:
Pada baris ke-1 dengan subnet (000001) merupakan bit yang bernilai 1. Nilai (100 biner) sama dengan 4 dalam desimal dan host pada kolom ke-5 bernilai (00000000) sama dengan 0 dalam desimal jadi subnet id yang baru = 165.214.4.0.
Pada baris ke-2 nilai host ditambah 1 bit menjadi 00000001 jadi ip awal = 165.214.4.1. Untuk ip akhir nilai host yang semula 00000001 dibalik menjadi 11111110 sehingga ip akhir = 165.214.7.254. Lalu ip broadcast bit host nya ditambah 1 mejadi 11111111 jadi ip broadcast = 165.214.7.255.
Coba hitung dari ip awal 4.1 sampai 7.254 berarti 254*4=1016. nilai 4 merupakan rentang dari 4 hingga 7. Maka alamat ip tsb cukup untuk menampung 1000 host.
b. baris ke 3
c. baris ke 4
Ketiga baris diatas yaitu baris ke-2, baris ke-3, baris ke-4 hingga baris ke-63. Mempunyai subnetmask yang sama yaitu 255.255.252.0 karena pada table dibawah ini subnet yang tersisa yaitu 6 bit karena host membutuhkan 10 bit. Jadi bit yang terakhir yaitu 111111 00 yang bernilai sama dengan 252 pada bilangan decimal. 28 27 26 25 24 23 = 252 pada baris ke 64.
Menghitung IP Subnetting
Untuk Network ID 165.214.32.0 dan Netmask 255.255.255.0
Soal : Dibutuhkan 1 subnet untuk 1000 host dengan IP Address yang berbeda-beda.
Jawab : Bit host = 210 = 1024, jadi 10 bit dapat menampung lebih dari 1000 host
Solusi : Network ID
Baris | Subnet | Subnet | Subnet Host | Host |
1 | 11111111 | 11111111 | 000000 00 | 000000000 |
2 | 11111111 | 11111111 | 000001 00 | 000000000 |
3 | 11111111 | 11111111 | 000010 00 | 000000000 |
4 | 11111111 | 11111111 | 000011 00 | 000000000 |
Untuk kolom subnet dan host diatas, hanya sampai pada 4 bit atau bernilai 0-3 desimal. Pada bit subnet sebenarnya hingga 64 bit, dan subnet yang dapat digunakan hanya 64 bit Karena subnet bit pertama (000000) merupakan subnet awal dan bit terakhir yaitu (111111) merupakan Subnetmask yang baru. Pada contoh kali ini Saya akan menguraikan 3 bit pertama saja setelah bit (000000).
a. baris ke 2
Subnet | Subnet | Subnet Host | Host | IP Address | Keterangan |
11111111 | 11111111 | 000001 00 | 00000000 | 165.214.4.0 | Subnet ID |
11111111 | 11111111 | 000001 00 | 00000001 | 165.214.4.1 | IP awal |
11111111 | 11111111 | 000001 11 | 11111110 | 165.214.7.254 | IP akhir |
11111111 | 11111111 | 000001 11 | 11111111 | 165.214.7.255 | IP broadcast |
Penjelasan:
Pada baris ke-1 dengan subnet (000001) merupakan bit yang bernilai 1. Nilai (100 biner) sama dengan 4 dalam desimal dan host pada kolom ke-5 bernilai (00000000) sama dengan 0 dalam desimal jadi subnet id yang baru = 165.214.4.0.
Pada baris ke-2 nilai host ditambah 1 bit menjadi 00000001 jadi ip awal = 165.214.4.1. Untuk ip akhir nilai host yang semula 00000001 dibalik menjadi 11111110 sehingga ip akhir = 165.214.7.254. Lalu ip broadcast bit host nya ditambah 1 mejadi 11111111 jadi ip broadcast = 165.214.7.255.
Coba hitung dari ip awal 4.1 sampai 7.254 berarti 254*4=1016. nilai 4 merupakan rentang dari 4 hingga 7. Maka alamat ip tsb cukup untuk menampung 1000 host.
b. baris ke 3
Subnet | Subnet | Subnet Host | Host | IP Address | Keterangan |
11111111 | 11111111 | 000010 00 | 00000000 | 165.214.8.0 | Subnet ID |
11111111 | 11111111 | 000010 00 | 00000001 | 165.214.8.1 | IP awal |
11111111 | 11111111 | 000010 11 | 11111110 | 165.214.11.254 | IP akhir |
11111111 | 11111111 | 000010 11 | 11111111 | 165.214.11.255 | IP broadcast |
c. baris ke 4
Subnet | Subnet | Subnet Host | Host | IP Address | Keterangan |
11111111 | 11111111 | 000011 00 | 00000000 | 165.214.12.0 | Subnet ID |
11111111 | 11111111 | 000011 00 | 00000001 | 165.214.12.1 | IP awal |
11111111 | 11111111 | 000011 11 | 11111110 | 165.214.15.254 | IP akhir |
11111111 | 11111111 | 000011 11 | 11111111 | 165.214.15.255 | IP broadcast |
Ketiga baris diatas yaitu baris ke-2, baris ke-3, baris ke-4 hingga baris ke-63. Mempunyai subnetmask yang sama yaitu 255.255.252.0 karena pada table dibawah ini subnet yang tersisa yaitu 6 bit karena host membutuhkan 10 bit. Jadi bit yang terakhir yaitu 111111 00 yang bernilai sama dengan 252 pada bilangan decimal. 28 27 26 25 24 23 = 252 pada baris ke 64.
Baris | Subnet | Subnet | Subnet Host | Host |
1 | 11111111 | 11111111 | 000000 00 | 000000000 |
2 | 11111111 | 11111111 | 000001 00 | 000000000 |
3 | 11111111 | 11111111 | 000010 00 | 000000000 |
4 | 11111111 | 11111111 | 000011 00 | 000000000 |
64 | 11111111 | 11111111 | 111111 00 | 000000000 |
Selasa, 21 Juni 2011
Classless Inter-Domain Routing
Laporan Teori Jarkom 5
Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting.
CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan.
Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan.
CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.
Contoh : kita mendapatkan blok IP 192.168.32/28. notasi garis miring atau slash notation (/) berarti berapa bit yang bernilai 1.
Nilai maksimum setelah garis miring adalah /32. karena satu byte adalah 8 bit dan terdapat 4 byte dalam sebuah alamat IP. Namun subnet mask terbesar tanpa melihat class alamatnya adalah hanya /30, karena harus menyimpan paling tidak dua buah bit sebagai bit dan host.
Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting.
CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan.
Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan.
CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.
Contoh : kita mendapatkan blok IP 192.168.32/28. notasi garis miring atau slash notation (/) berarti berapa bit yang bernilai 1.
Nilai maksimum setelah garis miring adalah /32. karena satu byte adalah 8 bit dan terdapat 4 byte dalam sebuah alamat IP. Namun subnet mask terbesar tanpa melihat class alamatnya adalah hanya /30, karena harus menyimpan paling tidak dua buah bit sebagai bit dan host.
Sabtu, 16 April 2011
Konsep IP Address dan Subnet
Internet Protocol (IP) address adalah alamat numerik yang ditetapkan untuk sebuah komputer yang berpartisipasi dalam jaringan komputer yang memanfaatkan Internet Protocol untuk komunikasi antara node-nya. Walaupun alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya ditampilkan agar memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166 (untuk IPv4), dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6). Peran alamat IP adalah sebagai berikut: "Sebuah nama menunjukkan apa yang kita mencari. Sebuah alamat menunjukkan di mana ia berada. Sebuah route menunjukkan bagaimana menuju ke sana.
Perancang awal dari TCP/IP menetapkan sebuah alamat IP sebagai nomor 32-bit, dan sistem ini, yang kini bernama Internet Protocol Version 4 (IPv4), masih digunakan hari ini. Namun, karena pertumbuhan yang besar dari Internet dan penipisan yang terjadi pada alamat IP, dikembangkan sistem baru (IPv6), menggunakan 128 bit untuk alamat, dikembangkan pada tahun 1995 dan terakhir oleh standar RFC 2460 pada tahun 1998.
Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara jaringan, alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam topologi dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR, yang ditambahkan ke alamat IP, misalnya, 208.77.188.166/24.
Dengan pengembangan jaringan pribadi / private network, alamat IPv4 menjadi kekurangan, sekelompok alamat IP private dikhususkan oleh RFC 1918. Alamat IP private ini dapat digunakan oleh siapa saja di jaringan pribadi / private network. Mereka sering digunakan dengan Network Address Translation (NAT) untuk menyambung ke Internet umum global.
Internet Assigned Numbers Authority (IANA) yang mengelola alokasi alamat IP global. IANARegional Internet Registry (RIR) mengalokasikan blok alamat IP
bekerja bekerja sama dengan lima lokal ke Internet Registries (penyedia layanan Internet) dan lembaga lainnya.
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:
* IP versi 4 (IPv4)
* IP versi 6 (IPv6)
Alamat IP versi 4
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
Representasi Alamat
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai). hingga
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
Kelas A
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
Kelas B
Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
Kelas C
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.
Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.
Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
Alamat IP lainnya
Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke internet, semua alamat IP dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam internet, yaitu public address (alamat publik) dan private address (alamat pribadi).
Alamat publik
alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet.
Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan internet.
Alamat ilegal
Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya.
Alamat Privat
Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap internetwork IP. Pada kasus internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap internet. Karena perkembangan internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global.
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru.
Analogynya seperti dibawah ini.
Jika terdapat 120 orang siswa SMA memilih jurusan IPA, akan lebih baik bila seluruh total siswa tersebut dibagi menjadi 4 kelas sehingga masing-masing kelas terdiri dari 30 orang siswa dari pada dijadikan 1 kelas besar tanpa ada pembagian. Kosep pembagian seperti inilah yang dianut dalam subnetting.
Perancang awal dari TCP/IP menetapkan sebuah alamat IP sebagai nomor 32-bit, dan sistem ini, yang kini bernama Internet Protocol Version 4 (IPv4), masih digunakan hari ini. Namun, karena pertumbuhan yang besar dari Internet dan penipisan yang terjadi pada alamat IP, dikembangkan sistem baru (IPv6), menggunakan 128 bit untuk alamat, dikembangkan pada tahun 1995 dan terakhir oleh standar RFC 2460 pada tahun 1998.
Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara jaringan, alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam topologi dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR, yang ditambahkan ke alamat IP, misalnya, 208.77.188.166/24.
Dengan pengembangan jaringan pribadi / private network, alamat IPv4 menjadi kekurangan, sekelompok alamat IP private dikhususkan oleh RFC 1918. Alamat IP private ini dapat digunakan oleh siapa saja di jaringan pribadi / private network. Mereka sering digunakan dengan Network Address Translation (NAT) untuk menyambung ke Internet umum global.
Internet Assigned Numbers Authority (IANA) yang mengelola alokasi alamat IP global. IANARegional Internet Registry (RIR) mengalokasikan blok alamat IP
bekerja bekerja sama dengan lima lokal ke Internet Registries (penyedia layanan Internet) dan lembaga lainnya.
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:
* IP versi 4 (IPv4)
* IP versi 6 (IPv6)
Alamat IP versi 4
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
- Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat Unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
- Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
- Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.
Representasi Alamat
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai). hingga
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
- Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Template:BrSemua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
- Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier di mana ia berada.
Kelas A
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
Kelas B
Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
Kelas C
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.
Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.
Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
Alamat IP lainnya
Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke internet, semua alamat IP dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam internet, yaitu public address (alamat publik) dan private address (alamat pribadi).
Alamat publik
alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet.
Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan internet.
Alamat ilegal
Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya.
Alamat Privat
Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap internetwork IP. Pada kasus internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap internet. Karena perkembangan internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global.
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru.
Analogynya seperti dibawah ini.
Jika terdapat 120 orang siswa SMA memilih jurusan IPA, akan lebih baik bila seluruh total siswa tersebut dibagi menjadi 4 kelas sehingga masing-masing kelas terdiri dari 30 orang siswa dari pada dijadikan 1 kelas besar tanpa ada pembagian. Kosep pembagian seperti inilah yang dianut dalam subnetting.
IEEE (Perkembangan dari 802.3, 802.5, dan 802.11)
IEEE adalah organisasi profesional yang bergerak di seluruh dunia dalam bidang peningkatan teknologi. Sebelumnya IEEE bergerak dalam bidang elektroteknika, dan merupakan kependekan dari Institute of Electrical and Electronics Engineer. Namun meluasnya dan saling berkaitnya bidang-bidang ilmu yang menjadi minat pengembangan IEEE membuat organisasi ini memposisikan diri untuk bergerak dalam teknologi-teknologi lain yang terkait, dan saat ini disebut IEEE saja.
IEEE 802.3 adalah sebuah kumpulan standar IEEE yang mendefinisikan lapisan fisik dan sublapisan media access control dari lapisan data-link dari standar Ethernet berkabel. IEEE 802.3 mayoritas merupakan teknologi Local Area Network (LAN), tapi beberapa di antaranya adalah teknologi Wide Area Network (WAN).
IEEE 802.3 juga merupakan sebuah teknologi yang mendukung arsitektur jaringan IEEE 802.1.
Sebuah frame IEEE 802.3 terdiri atas beberapa field sebagai berikut:
1. Header IEEE 802.3:
4. Trailer IEEE 802.3:
Preamble
Field Preamble adalah sebuah field berukuran 7 byte yang terdiri atas beberapa bit angka 0 dan 1 yang dapat melakukan sinkronisasi dengan perangkat penerima. Setiap byte dalam field ini berisi 10101010.
Start Delimiter
Field Start Delimiter adalah sebuah field berukuran 1 byte yang terdiri atas urutan bit 10101011, yang mengindikasikan permulaan frame Ethernet yang bersangkutan. Kombinasi antara field Preamble dalam IEEE 802.3 dan Start Delimiter adalah sama dengan field Preamble dalam Ethernet II, baik itu ukurannya maupun urutan bit yang dikandungnya.
Destination Address
Field Destination Address adalah field berukuran 6 byte yang sama dengan field Destination Address dalam Ethernet II, kecuali dalam IEEE 802.3 mengizinkan ukuran alamat 6 byte dan juga 2 byte. Meskipun demikian, alamat 2 byte tidak sering digunakan.
Source Address
Field Source Address adalah field berukuran 6 byte yang sama dengan field Source Address dalam Ethernet II, kecuali dalam IEEE 802.3 mengizinkan ukuran alamat 6 byte dan juga 2 byte. Meskipun demikian, alamat 2 byte tidak sering digunakan.
Length
Field Length adalah sebuah field yang berukuran 2 byte yang mengindikasikan jumlah byte dimulai dari byte pertama dalam header LLC hingga byte terakhir field Payload. Field ini tidak memasukkan header IEEE 802.3 atau field Frame Check Sequence. Ukuran minimumnya adalah 46 (0x002E), dan nilai maksimumnya adalah 1500 (0x05DC).
Destination Service Access Point
Field Destination Service Access Point (DSAP) adalah sebuah field berukuran 1 byte yang mengindikasikan protokol lapisan tinggi yang digunakan oleh frame pada node tujuan. Field ini adalah salah satu dari field-field IEEE 802.2 Logical Link Control (LLC). Field ini bertindak sebagai tanda pengenal protokol (protocol identifier) yang digunakan di dalam format frame IEEE 802.3. Nilai-nilainya ditetapkan oleh IANA.
Source Service Access Point
Field Source Service Access Point (SSAP) adalah sebuah field berukuran 1 byte yang mengindikasikan protokol lapisan tinggi yang digunakan oleh frame pada node sumber. Field ini adalah salah satu dari field-field IEEE 802.2 Logical Link Control (LLC). Field ini bertindak sebagai tanda pengenal protokol (protocol identifier) yang digunakan di dalam format frame IEEE 802.3.
IEEE 802.5 (token ring) merupakan LAN ring yang populer yang beroperasi pada kecepatan antara 4 s.d 16 Mbps.
Berdasarkan alokasi channelnya, jaringan broadcast dapat dibagi menjadi dua, yaitu statik dan dinamik. Jenis al;okasi statik dapat dibagi berdasarkan waktu interval-interval diskrit dan algoritma round robin, yang mengijinkan setiap mesin untuk melakukan broadcast hanya bila slot waktunya sudah diterima. Alokasi statik sering menyia-nyiakan kapasitas channel bila sebuah mesin tidak punya lgi yang perlu dikerjakan pada saat slot alokasinya diterima. Karena itu sebagian besar sistem cenderung mengalokasi channel-nya secara dinamik (yaitu berdasarkan kebutuhan).
IEEE 802.11 (Wireless Local Area Network, WLAN) didirikan pada September 1990 dengan tugas menyatukan ide-ide mutakhir dalam pengembangan teknologi WLAN dengan kecepatan di atas 1Mb/s. Standar terakhir yang telah diterbitkan kelompok ini adalah IEEE 802.11n, yang kecepatannya 600x target yang ditetapkan. Proyek yang saat ini tengah dikerjakan berusaha mencapai target baru sebesar 5000 Mb/s.
Standard IEEE 802.11 telah membaur dalam dunia Internet nirkawat beberapa tahun terakhir. WiFi menjadi layanan yang harus ada di kantor, rumah, hotel, resto, bandara, dan nyaris segala tempat. Notebook, smartphone, kamera, dan berbagai gadget takkan lengkap tanpa WiFi. Dan adik kandung WiFi, yaitu WiMAX (yang dikerjakan kelompok kerja lain, IEEE 802.16), mulai menjadi pesaing nyata bagi teknologi seluler.
WiFi lekas populer karena dapat memberikan kecepatan data yang tinggi, kualitas yang baik, dengan biaya yang lebih rendah, untuk user yang relatif tak bergerak atau bergerak lambat terhadap sumber sinyal. Bukan hanya itu, secara teknis IEEE 802.11 telah menyusun standard yang lengkap mengenai peningkatan efisiensi spektrum, keamanan informasi, QoS pada interface, dan feature-feature lain mengikuti kebutuhan user.
IEEE 802.3 adalah sebuah kumpulan standar IEEE yang mendefinisikan lapisan fisik dan sublapisan media access control dari lapisan data-link dari standar Ethernet berkabel. IEEE 802.3 mayoritas merupakan teknologi Local Area Network (LAN), tapi beberapa di antaranya adalah teknologi Wide Area Network (WAN).
IEEE 802.3 juga merupakan sebuah teknologi yang mendukung arsitektur jaringan IEEE 802.1.
Sebuah frame IEEE 802.3 terdiri atas beberapa field sebagai berikut:
1. Header IEEE 802.3:
- Preamble
- Start Delimiter
- Destination Address
- Source Address
- Length
- Destination Service Access Point (DSAP)
- Source Service Access Point (SSAP)
- Control
4. Trailer IEEE 802.3:
- Frame Check Sequence (FCS)
Preamble
Field Preamble adalah sebuah field berukuran 7 byte yang terdiri atas beberapa bit angka 0 dan 1 yang dapat melakukan sinkronisasi dengan perangkat penerima. Setiap byte dalam field ini berisi 10101010.
Start Delimiter
Field Start Delimiter adalah sebuah field berukuran 1 byte yang terdiri atas urutan bit 10101011, yang mengindikasikan permulaan frame Ethernet yang bersangkutan. Kombinasi antara field Preamble dalam IEEE 802.3 dan Start Delimiter adalah sama dengan field Preamble dalam Ethernet II, baik itu ukurannya maupun urutan bit yang dikandungnya.
Destination Address
Field Destination Address adalah field berukuran 6 byte yang sama dengan field Destination Address dalam Ethernet II, kecuali dalam IEEE 802.3 mengizinkan ukuran alamat 6 byte dan juga 2 byte. Meskipun demikian, alamat 2 byte tidak sering digunakan.
Source Address
Field Source Address adalah field berukuran 6 byte yang sama dengan field Source Address dalam Ethernet II, kecuali dalam IEEE 802.3 mengizinkan ukuran alamat 6 byte dan juga 2 byte. Meskipun demikian, alamat 2 byte tidak sering digunakan.
Length
Field Length adalah sebuah field yang berukuran 2 byte yang mengindikasikan jumlah byte dimulai dari byte pertama dalam header LLC hingga byte terakhir field Payload. Field ini tidak memasukkan header IEEE 802.3 atau field Frame Check Sequence. Ukuran minimumnya adalah 46 (0x002E), dan nilai maksimumnya adalah 1500 (0x05DC).
Destination Service Access Point
Field Destination Service Access Point (DSAP) adalah sebuah field berukuran 1 byte yang mengindikasikan protokol lapisan tinggi yang digunakan oleh frame pada node tujuan. Field ini adalah salah satu dari field-field IEEE 802.2 Logical Link Control (LLC). Field ini bertindak sebagai tanda pengenal protokol (protocol identifier) yang digunakan di dalam format frame IEEE 802.3. Nilai-nilainya ditetapkan oleh IANA.
Source Service Access Point
Field Source Service Access Point (SSAP) adalah sebuah field berukuran 1 byte yang mengindikasikan protokol lapisan tinggi yang digunakan oleh frame pada node sumber. Field ini adalah salah satu dari field-field IEEE 802.2 Logical Link Control (LLC). Field ini bertindak sebagai tanda pengenal protokol (protocol identifier) yang digunakan di dalam format frame IEEE 802.3.
IEEE 802.5 (token ring) merupakan LAN ring yang populer yang beroperasi pada kecepatan antara 4 s.d 16 Mbps.
Berdasarkan alokasi channelnya, jaringan broadcast dapat dibagi menjadi dua, yaitu statik dan dinamik. Jenis al;okasi statik dapat dibagi berdasarkan waktu interval-interval diskrit dan algoritma round robin, yang mengijinkan setiap mesin untuk melakukan broadcast hanya bila slot waktunya sudah diterima. Alokasi statik sering menyia-nyiakan kapasitas channel bila sebuah mesin tidak punya lgi yang perlu dikerjakan pada saat slot alokasinya diterima. Karena itu sebagian besar sistem cenderung mengalokasi channel-nya secara dinamik (yaitu berdasarkan kebutuhan).
IEEE 802.11 (Wireless Local Area Network, WLAN) didirikan pada September 1990 dengan tugas menyatukan ide-ide mutakhir dalam pengembangan teknologi WLAN dengan kecepatan di atas 1Mb/s. Standar terakhir yang telah diterbitkan kelompok ini adalah IEEE 802.11n, yang kecepatannya 600x target yang ditetapkan. Proyek yang saat ini tengah dikerjakan berusaha mencapai target baru sebesar 5000 Mb/s.
Standard IEEE 802.11 telah membaur dalam dunia Internet nirkawat beberapa tahun terakhir. WiFi menjadi layanan yang harus ada di kantor, rumah, hotel, resto, bandara, dan nyaris segala tempat. Notebook, smartphone, kamera, dan berbagai gadget takkan lengkap tanpa WiFi. Dan adik kandung WiFi, yaitu WiMAX (yang dikerjakan kelompok kerja lain, IEEE 802.16), mulai menjadi pesaing nyata bagi teknologi seluler.
WiFi lekas populer karena dapat memberikan kecepatan data yang tinggi, kualitas yang baik, dengan biaya yang lebih rendah, untuk user yang relatif tak bergerak atau bergerak lambat terhadap sumber sinyal. Bukan hanya itu, secara teknis IEEE 802.11 telah menyusun standard yang lengkap mengenai peningkatan efisiensi spektrum, keamanan informasi, QoS pada interface, dan feature-feature lain mengikuti kebutuhan user.
Langganan:
Postingan (Atom)